BULAN OKTOBER
http://jepang.panduanwisata.com/files/2012/05/Nagasaki-Kunchi3.jpghttp://jepang.panduanwisata.com/files/2012/05/Nagasaki-Kunchi2.jpgJepang ialah negara yang terkenal kaya sejarah dan tradisi.Masyarakat Jepang dibangun oleh altar kesejarahan panjang yang didalamnya memuat aspek-aspek kebudayaan dan tradisi sekaligus.Makanya banyak yang dapat dipelajari dari negara ini yakni penghormatan terhadap sejarah dan berusaha mengharmonisasikannya dengan kemajuan dunia kontemporer.Banyak orang yang salut karena Jepang merupakan satu dari sedikit negara yang memiliki tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya yang luar biasa namun disaat bersamaan kalangan mudanya tak lantas melupakan kebudayaan dan tradisi nenek moyangnya.





Festival-festival warisan leluhur mereka masih dipertahakan hingga kini.Bukan hanya dipertahankan, bahkan dijadikan komoditas untuk menarik minat kalangan wisatawan untuk semakin banyak yang berkunjung ke Negeri Sakura ini.Salah satunya yang masih dipertahankan hinga kini ialah Festival Nagasaki Kunchi yang telah sangat lama dipertahankan.Festival ini dirayakan di Suwa Jinja Shrine di Kaminishiyama-machi dengan naga dan kapal kecil.Festival ini mencerminkan kuatnya pengaruh kebudayaan China terhadap kebudayaan di Jepang.
Nagasaki berada di bagian barat laut Kyushu yang merupakan pelabuhan tersibuk di Jepang.Posisinya dekat dengan daratan Asia.Juga Nagasaki pernah mengguncang dunia ketika kawasan ini di bom atom oleh Pasukan Sekutu pada Perang Dunia II.Festival ini merupakan festival yang cukup populer di Jepang dan telah dinyatakan sebagai aset penting rakyat yang tidak terwujud oleh pemerintahan Jepang.Dalam catatan sejarah, Festival Nagasaki Kunchi ini telah berusia sekitar 350 tahun.Sungguh bukan waktu yang sebentar untuk memertahankannya.
Beberapa fakta mengenai Festival Nagasaki Kunchi ialah:
·         Festival ini merupakan salah satu festival musim gugur yan paling ditunggu oleh warga Jepang.
·         Festival Nagasaki Kunchi dirayakan berdasarkan penanggalan kalender surya.
·         Setipa kota yang dipilih mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah festival ini setiap tujuh tahun sekali.
·         Hono-odori dilakukan didepan Balai Kota yang dikenal sebagai tempat peristirahatan dewa.
·         Kapal yang akan digunakan untuk memeriahkan festival ini didekorasi seperti tongkang di sungai atau perahu China diatas roda.







BULAN NOVEMBER
Festival Shichi Go San
http://tx.english-ch.com/teacher/shelle/a_shichigosan.jpg
Shichi-Go-San adalah namaupacara di Jepang yang merayakan pertumbuhan anak berusia 3, 5, dan 7 tahun. Perayaan dilakukan setiap tahun sekitar tanggal 15 November dan bukan merupakan hari libur.Peserta perayaan adalah anak laki-laki berusia 3 dan 5 tahun, dan anak perempuan berusia 3 dan 7 tahun.Umur-umur tersebut dipercaya sebagai tonggak sejarah dalam kehidupan, dan angka-angka ganjil menurut tradisi Tionghoa dipercaya membawa keberuntungan.Anak-anak yang cukup umur sebagai peserta Shichi Go San didandani dengan kimono dan dibawa ke kuil Shinto untuk didoakan.Orang tua memanfaatkan kesempatan ini untuk mengabadikan anak-anak yang sudah berpakaian bagus dengan berfoto di studio foto.
Anak-anak yang merayakan Shichi Go San mendapat hadiah permen panjang yang disebut permen chitose(permen seribu tahun) yang dipercaya membuat anak sehat dan panjang umur.Kantong tempat permen chitoseame bergambar kura-kura dan burung jenjang yang merupakan simbol umur panjang.Sementara di bagian belakang kemasan permen, terdapat kisah singkat yang menceritakan mengenai sejarah dan makna upacara Shichi-Go-San. Dalam tulisan tersebut diceritakan bahwa sebelum mencapai usia 7 tahun, seorang anak masih dianggap menjadi milik dewa. Setelah usianya mencapai 7 tahun, barulah dia menjadi manusia seutuhnya.Satu bungkus permen chitoseberisikan 2 batang permen yang bentuknya seperti sumpit, masing-masing berwarna merah dan putih. Rasa permen ini manis, karena terbuat dari susu dan gula. Menjelang perayaan Shichi-Go-San, biasanya toko yang menjual permen iniakan ramai dikunjungi oleh orang dewasa, termasuk para kakek-nenek.Permen Chitose umumnya dijual di toko kue yang menjual kue untuk anak-anak.
Perayaan ini diadakan pada tanggal 15 karena hari ke-15 menurut kalender Tionghoa merupakan hari baik dan semua yang dilakukan di hari tersebut dipercaya membawa keberuntungan, dan bulan 11 merupakan bulan selesai panen. Orang zaman kuno pergi ke kuil di bulan purnama hari ke-15 bulan ke-11 untuk berterima kasih atas hasil panen.Kesempatan ini sekaligus digunakan untuk berterima kasih atas pertumbuhan anak, serta memohon perlindungan agar anak tetap sehat dan dapat tumbuh hingga dewasa.
Di zaman dulu, angka kematian anak kecil sangat tinggi sehingga lahir tradisi merayakan anak-anak yang berhasil mencapai usia tertentu di kalangan keluarga petani di Jepang. Tradisi ini meluas ke kalangan samurai yang menambahkan sejumlah upacara.Anak perempuan dan anak laki-laki berusia 3 tahun mengikuti upacara Kamioki yang menandai mulai dipanjangkannya rambut anak setelah sebelumnya selalu dicukur habis. Anak usia 5 tahun mengikuti upacara Hakama-gi yang menandai pertama kali anak mulai memakai hakama dan haori. Anak perempuan mengikuti upacara Obitoki Himo-otoshi yang menandai pergantian kimono yang dipakai anak perempuan, dari kimono anak-anak yang bertali menjadi kimono berikut obi seperti yang digunakan orang dewasa.Kesempatan Shichi Go San sering merupakan kesempatan pertama bagi anak perempuan untuk merias wajah.
Sejak kalender Gregorian digunakan di Jepang, perayaan dilangsungkan pada 15 November.Di zaman sekarang, waktu membawa anak ke kuil sebagai Shichi Go San sudah disesuaikan dengan waktu libur orangtua.Anak boleh dibawa kapan saja ke kuil di sepanjang bulan November (hari Sabtu, Minggu, atau hari libur), dan tidak harus persis di tanggal 15 November. Di Hokkaido dan daerah-daerah dengan musim dingin yang sangat dingin, udara sudah dingin di sekitar 15 November sehingga perayaan sering dilakukan sebulan lebih awal pada 15 Oktober

BULAN DESEMBER
Festival Bonenkai
Bonenkai adalah salah satu tradisi ataupun kebiasaan yang diadakan beberapa perusahaan ataupun perkumpulan organisasi di Jepang yang diadakan di sekitar akhir Desember, menjelang tutup buku tahunan. Arti secara terminologi dilihat dari kanji yang tertulis, “Bonenkai (忘年会)” memiliki makna: Pesta untuk melupakan tahun (lama).
Untuk mensukseskan acara bonenkai ini, biasanya satu orang akan ditunjuk menjadi ‘Kanji    (
幹事)’ yang bertugas menjadi koordinator; Mengkoordinasi acara, melakukan pemesanan tempat dan menghubungi orang-orang yang akan berpartisipasi dalam acara tersebut.
Biasanya jauh-jauh hari, beberapa restoran ataupun hotel sudah penuh terpesan oleh beberapa group yang ingin merayakan bonenkai.Acara ini diawali dengan ‘Kanpai’ (minum bersama) yang kemudian dilanjutkan dengan makan-makan, berkaraoke, atau minum-minum sampai mabuk hingga larut malam.Berusaha melupakan beberapa hal yang tidak menyenangkan selama menjalani kerja satu tahun.
Bonenkai (忘年会) adalah Pesta yangsama sekali tidak memiliki makna religius dan tidak memiliki standar tata cara pelaksanaan, namun sudah menjadi salah satu tradisi khas Jepang.Acara serupa bonenkai juga terdapat dalam kebudayaan Asia Timur seperti di Taiwan, Republik Rakyat Cina, dan Korea Selatan. Berbeda dari pesta perayaan Natal dalam kebudayaan Barat, bonenkai adalah acara yang sama sekali tidak berhubungan dengan agama. Dalam bahasa Inggris pesta ini kadang-kadang diterjemahkan sebagai Year End Party, Forget Year Party, atau tidak diterjemahkan sama sekali dan tetap ditulis sebagai Bounenkai. Pesta ini dapat dikatakan sudah menjadi tradisi unik Jepang.
Tidak ada ketentuan khusus tentang waktu dan tempat pesta ini dilangsungkan, tapi biasanya dilangsungkan pada bulan Desember.Bōnenkai dapat saja dilangsungkan sebagai bentuk pesta tutup tahun sebuah perusahaan hingga pesta kumpul-kumpul akhir tahun antarteman atau antarsanak keluarga.
bonenkai06Tentu ada sejarahnya orang Jepang melaksanakan bonenkai setiap akhir tahun.Asal usul Bonenkai dapat ditelusuri kembali ke (1185-1333) periode saat politik dan ekonomi di Jepang diperintah oleh prajurit (bushi) Kamakura. Mereka bertemu pada akhir tahun untuk melihat waka (sejenis puisi Jepang) dan membicarakan apa yang terjadi tahun itu , sementara itu, sambil membicarakan,  mereka menikmati minuman dan makanan yang disajikan dalam Izakaya.
Setelah bertahun-tahun berlalu, Jepang berubah menjadi negara yang modern dan pesta akhir tahun melibatkan semua kalangan ekonomi, dan sampai saat ini, perayaan bonenkai setiap akhir tahun diikuti oleh seluruh penduduk Jepang, dan orang asing yang berada di Jepang, dimana bonenkai ini bisa membuang rasa lelah dan ketegangan selama setahun berlalu.
Di bulan Desember, resto-resto dan Izakaya merupakan bulan tersibuk karena banyak permintaan untuk melayani pesta bonenkai. Biaya pesta bisa dibiayai oleh pihak perusahaan, atau ada beberapa kelompok yang mengadakan dengan cara patungan biaya. Besarnya biaya juga tergantung dari tempat yang mereka gunakan.

Comments (4)

On 28 Desember 2013 pukul 04.52 , Unknown mengatakan...

menambah pengetahuan hari raya di jepang )

 
On 28 Desember 2013 pukul 05.53 , Denny Trisna mengatakan...

nice blog, visit my blog ya http://dennytrisna.blogspot.com/ thanks

 
On 28 Desember 2013 pukul 16.20 , sang putu sudana mengatakan...

wah...ternyata banyak sekali ada perayaan di Jepang....
infonya keren...

 
On 28 Desember 2013 pukul 16.26 , Unknown mengatakan...

Bagus infonya, jadi lebih banyak tau tentang Jepang...
:)