Pada bulan Juli, musim hujan mulai selesai, bermula dari daerah selatan menuju ke utara Jepang. Matahari  bersinar setelah selesainya musim hujan , dan datanglah musim panas. Dari balik gunung atau laut muncullah gumpalan-gumpalan awan raksasa.
Langit malam yang indah bulan Juni, bintang kecil bertaburan, dan galaksi Bimasakti pun tampak seperti sungai yang mengaliri langit. Dua bintang mengapit Bimasakti, tampak lebih terang dibanding bintang-bintang lainnya. Kedua bintang itu bernama Altair dan Vega. Hanya sekali dalam setahun, yakni pada tanggal 7 Juli, mereka bertemu.
Di bulan Juli, ada 3 ferstival yang dirayakan oleh masyarakat Jepang yaitu;

1.        Tanggal 7 Juli adalah perayaan tanabata. Perayaan ini berasal dari Cina, namun sekarang telah diserap oleh Jepang. Sejak jaman Edo, mulai ada kebiasaan di kalangan masyarakat Jepang .Dalam perayaan ini masyarakat Jepang memiliki harapan kepada dewa, harapan mereka ditulis di kertas kecil yang berwarna warni kemudian menggantungkannya pada batang pohon bambu.Pohon bambu itu disebut "SASA".Biasanya festival ini untuk anak-anak dan remaja, agar mereka selalu mempunyai pengharapan (cita-cita). Hal ini karena mereka percaya ketika harapan kita ditulis di secarik kertas dan digantung di pohon bambu, maka keinginan kita akan terkabul.Tradisi menggantungkan kertas berisi keinginan di pohon bambu ( sasa ) berakhir ketika tiba waktunya penyelenggaraan upacara 'Obon Matsuri' (Festival Arwah). Festival ini dimulai pada tanggal 13-15 Agustus setiap tahun.


2.      Festival Obon atau festival arwah, setiap tanggal 13-15 Juli atau di bulan Agustus (tergantung daerahnya). Festival obon adalah perayaan umat Budha yang diadakan sebagai persembahan untuk arwah leluhur. Dalam pesta obon ini ada gerakan khas yang terkenal yaitu bon odori atau tarian obon. Festival ini diadakan agar arwah para leluhur yang sudah meninggal bisa tenang ( mungkin di indonesia, khususnya jawa ini disebut sebagai upacara 100 hari, atau 1000 hari setelah orang meninggal).








 Orang jepang percaya bahwa saat upacara obon berlangsung, arwah para leluhur akan kembali kerumah mereka masing masing. Oleh karena itu masyarakat jepang akan memasang lampu atau api penerangan sebagai petunjuk bagi arwah leluhur agar tidak tersesat di jalan.setelah semua api atau lampu terpasang, biasanya orang jepang menyediakan sesaji, berdoa,   dan memasang lentera di dalam rumah.
Hal unik lainya dari upacara obon adalah kegiatan pada malam harinya. Pada umumnya warga jepang yang mengadakan upacara matsuri akan berkumpul dilapangan menggunakan yukata ( kimono yang simple saat musim panas . setelah itu mereka akan membuat lingkaran dan menari diiringi lagu dan tambur jepang. Warga jepang percaya bahwa saat kita menari maka para arwah juga ikut menari. Tarian yang digunakan untuk mengiringi upacara obon disebut sebagai tarian Obon Odori.
Ketika festival obon selesai orang jepang akan kembali memasang lampu penerangan di pintu paling depan, hal ini ditujukan agar para arwah bisa kembali dengan tenang,. Selain masyarak jepang juga mengirimkan sesaji di sungai agar bisa menemani para leluhur pulang kea lam mereka kembali.

3.




Laut atau Umi no hi. Pada kalender Jepang ada tanda merah yang  menjadi hari libur nasional di bulan Juli.Hari laut diperingati untuk mengungkapkan terima kasih tas anugerah lautan, karena Jepang adalah negara laut dengan harapan selalu makmur atas hasil laut yang bisa dinikmati pendudk Jepang. Masyarakat Jepang sangat expresif dalam mengungkapkan perasaan dan penghargaan pada setiap peristiwa, yang diabadikan dalam bentuk perayaan/festival rakyat secara nasional sejak leluhur mereka sampai generasi muda sekarang di jaman modern ini.